post image
KOMENTAR
Pasca kematian pejabat ke­amanan Brigjend Wissam Al-Hassan, pekan lalu, Lebanon kacau balau. Para demonstran berusaha menyerbu istana negara karena menganggap pemerintah Lebanon menjadi boneka rezim Suriah yang kejam.

Kematian Wissam Al-Hassan dalam insiden bom mobil telah mengakibatkan kegoncangan pada keseimbangan politik Le­banon yang memang telah rapuh. Politik negara Timur Tengah ter­sebut seringkali mengalami ge­jolak yang sebagian besarnya terkait dominasi politik dan mi­liter negara tetangganya, Suriah.

Lebih dari seratus pengunjuk rasa mampu menerobos pen­ja­gaan polisi melalui kawat berduri dan gerbang metal. Posisi mereka pun hanya 50 meter dari pintu masuk istana negara. polisi me­le­paskan gas air mata untuk me­ngusir para demonstran, bebe­rapa jam setelah pemakaman Jenderal Hassan pada Minggu (21/10).

Lebih dari 15 polisi dilaporkan terluka dalam bentrokan dengan para demonstran di luar Serail, kantor PM. Warga Lebanon me­nyalahkan keterlibatan Suriah atas kematian Wissam Al- Hassan yang menjabat Kepala De­par­temen Penerangan Pasukan K­e­amanan Dalam Negeri Lebanon tersebut. Kelompok oposisi me­minta PM Mikati mengundurkan diri atas insiden serangan bom tersebut.

"Seluruh negeri akan ditutup sampai Mikati mengundurkan diri. Kita akan memblokir jalan-jalan, kita akan protes," cetus Ahmad Balaa, seorang aktivis muda dari oposisi Aliansi 14 Maret.

Diketahui, pemerintahan PM Mikati didominasi partai-partai pro-Suriah. [rmol/hta]















 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa