MBC. Polisi memainkan politik pecah belah atau devide et impera seperti yang dimainkan polisi kolonial Belanda dulu.
Ini terlihat dengan pertemuan Polda Metro Jaya dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara yang dilakukan semalam (Senim, 22/10). Padahal, sebelumnya polisi bentrok habis dengan mahasiswa Universitas Pamulang.
Menurut sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, pagi ini (Selasa, 23/10), strategi yang dimainkan rezim adalah memecah-belah gerakan mahasiswa, dengan cara membangun citra hubungan baik antara kelompok mahasiswa lain dengan polisi.
"Sangat tidak etis BEM Nusantara melakukan pertemuan dengan Kapolda. Papsalnya, masih banyak teman-teman mahasiswa Unpam yang ditangkap lantaran perlawanan terhadap aparat polisi," katanya.
BEM Nusantara, sambungnya, harusnya melakukan solidaritas terhadap mahasiswa Unpam, bukan malah enak-enakan bertemu dengan polisi di Hotel mewah. Dengan kata lain, BEM Nusantara "makan tulang kawan" atau menusuk dari belakang perjuangan rekan-rekan mahasiswa Unpam. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA