MBC. Sepertinya, tidak mungkin Barack Obama bertemu Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam waktu dekat. Selain dia sibuk kampanye, menjelang pemilu 6 November, pihak Gedung Putih juga membantah ada pertemuan bilateral pemimpin kedua negara.
Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor, Gedung Putih belum ada rencana untuk melakukan negosiasi terkait nuklir Iran dalam waktu dekat ini. Menurut Vietor, Washington mempersiapkan diri mengadakan tatap muka antara AS dan Iran, one on one, atas nama kelompok negosiasi terkait program nuklir Iran yang dikenal dengan P5+1.
Selain itu, belum ada kemajuan dalam pembicaraan yang juga melibatkan negara seperti AS, Inggris Raya, Prancis, China, Rusia, dan Jerman.
"Tidak benar bahwa AS dan Iran telah setuju untuk pembicaran satu-satu atau pertemuan lain setelah pilpres AS. Amerika juga akan menjalani dialog ini sesuai dengan rencana P5+1," jelas Vietor.
"Kami terus melakukan solusi diplomatik dan telah mengatakan seperti apa yang sudah diketahui sebelumnya bahwa kami mungkin melakukan persiapan pertemuan bilateral. Iran butuh ini jika mereka menginginkan lepas dari sejumlah sanksi dan tekanan internasional," lanjutnya.
AS telah bekerja sama dengan P5+1, yang terdiri atas empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB --China, Inggris, Prancis dan Rusia-- ditambah Jerman, guna menekan Iran mengenai program nuklirnya.
AS beserta negara Barat lainnya menganggap program nuklir Iran ditujukan membuat senjata nuklir. Namun Teheran berkeras program nuklirnya untuk tujuan damai.
Menjelang pilpres 6 November, Iran akan menjadi bahasan calon presiden Barack Obama dan Mitt Romney dalam debat terakhir, 22 Oktober, yang menjadi penentu kedua kandidat untuk mengungkap rencana kebijakan luar negeri masing-masing. Keduanya akan menjalani debat penentuan di Boca Raton, Florida.
Romney selama ini menuding Obama bersikap lembek terhadap Iran. Obama menolak serangan militer terhadap Iran, baik yang dilakukan AS atau Israel. Romney juga menganggap Obama tak mencegah Iran untuk membangun fasilitas bom nuklir.
Namun sebelum debat, media AS, New York Times, bikin geger Gedung Putih lewat pemberitaannya yang menyebutkan, AS dan Iran membuat kesepakatan mengenai program nuklir Iran. New York Times mengutip pejabat di pemerintahan Obama bahwa cara ini sebagai upaya untuk menghindari serangan militer terhadap Iran.
Namun, pejabat Iran pun diberitakan masih menunda pembicaraan, dan menunggu hingga pemilihan presiden AS berakhir. Karena Iran masih ingin tahu dengan siapa mereka akan melakukan negosiasi, apakah Obama atau pesaingnya di pilpres AS, Romney.
Sebelumnya,Israel mengancam akan menyerang Iran tanpa mengadakan dialog dengan sekutunya, AS. Mereka menyerang jika merasa terancam. Namun, AS meminta Israel untuk menahan diri menyerang Iran. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA