Perjalanan Aburizal Bakrie (Ical) mengantongi tiket capres dari Partai Golkar masih menemui hambatan. Meski sudah ditetapkan lewat mekanisme Rapimnas di bulan Juni lalu, dukungan kepadanya belum bulat. Masih ada faksi yang beda suara.
Pengamat Politik Universitas Indonesia Profesor Budiyatna mengatakan, indikasi dukungan lonjong terlihat dari sikap Akbar Tandjung. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu, seingat Budyatna, pernah menyatakan status Ical sebagai capres bisa berubah tergantung perkembangan dinamika politik.
"Itu adalah gambaran belum solidnya dukungan pengurus Partai Golkar kepada Ical. Di dalam belum sepenuhnya kompak. Pilpres masih panjang. Detik-detik akhir bisa saja pencapresan Ical berubah," kata Budiyatna, kemarin.
Menurut Budiyatna, kondisi internal Golkar cukup rumit lantaran banyak faksinya. Ada Faksi Akbar Tandjung, faksi Agung Laksono, dan faksi Jusuf Kalla. Faksi-faksi tersebut tidak bisa diremehkan karena masing-masing punya pendukung di daerah.
"Ical bisa saja jadi calon tunggal, tapi dukungan itu masih rapuh. Elite Golkar tidak sepenuhnya mendukung dia. Tokoh Golkar lain punya pendukung di bawah. Jangan diremehkan," katanya.
Memang, Ical dapat restu dari 33 DPD untuk maju RI-1. Tapi dukungan itu tidak rill karena belum tentu dilandasi semangat memuluskan Ical menuju RI-1. Bisa jadi, karena mereka takut dipecat.
Budiyatna menyarankan, Ical segera bergerak untuk meredam wacana konvensi yang dilontarkan Akbar. Jika tidak, Ical sulit memenangkan pilpres, karena banyak diganggu oleh faksi-faksi di internal partainya.
Budiyatna mengingatkan, pertarungan Pilpres 2014 mirip pertempuran pilkada yang mengedepankan pertempuran figur bukan partai.
“Pilkada DKI menunjukkan, figur sangat menentukan, bukan partai, bukan juga duit. Duit dimakan, tapi orangnya nggak dipilih. Apalagi sekarang pemilihan langsung dan rahasia. Tidak tahu siapa dukung siapa,” tandasnya.
Sebelumnya anak buah Ical yang juga Koordinator Aburizal Bakrie for President, Gandung Pardiman, mengatakan secara tidak langsung mengingatkan kepada Akbar Tandjung agar menerima keputusan pencapresan Ical. Menurut dia jika ada kader partai beringin yang mengatakan pencapresan Ical belum final itu sama saja melakukan pembusukan dari dalam.
"Biarpun ada halilintar di siang bolong, kami tetap dukung Ical for president. Saya minta semua kader Golkar di manapun berada dan apapun jabatannya, berfikiran Ical menang pilpres. Kalau ada yang berfikir Ical kalah, itu kader busuk atau kader yang belum matang," kata Gandung Pardiman.
Ketua DPD Golkar Propinsi Yogyakarta itu berharap pencapresan Ical tidak diutak-atik lagi. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA