MBC. Kaum muda perlu mencari substansi tantangan semangat Sumpah Pemuda sesuai dengan perkembangan zaman. Tantangan 1928 berbeda dengan tahun 2012. Saat ini, tantangan kaum muda adalah bagaimana melawan korupsi, kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran, lunturnya nasionalisme dan kesatuan persatuan.
"Sinergi Pemuda Indonesia merupakan salah satu gerakan guna menyatukan potensi individu maupun organisasi guna mengaktualisasikan semangat Sumpah Pemuda di abad millenium ini," kata Ketua Umum Jaring Mahali (Mahasiswa Lira Indonesia), Muhammad Rozi, terkait dengan pelaksanaan Peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober di Jakarta, Minggu (21/10)
Rozi menambahkan, peringatan Sumpah Pemuda 2012 harus mampu mengidentifikasi berbagai problematika kepemudaan dan tantangan masa depan bangsa. Tidak hanya sekadar serimonial membacakan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda harus memiliki "roh" yang kuat membakar semangat juang kaum muda dalam pembangunan bangsa.
Karena itu, LIRA mengusung poin penting untuk selalu didengungkan dan diperjuangkan, antara lain mengajak seluruh elemen bangsa menyelamatkan generasi muda dari budaya korupsi, miskinkan dan hukum mati koruptor, serta mendorong lahirnya kepemimpinan muda diberbagai sektor.
"Generasi tua harus legowo lengser dan memberi kesempatan generasi muda. Diharapkan akan lahir kepemimpinan pemuda yang berani, tegas, visioner dan memiliki pemikiran revolusioner melakukan perubahan bagi kemajuan bangsa. Jika tahun 1928 kaum muda mampu mengambil peran, seharusnya tahun 2012, kaum muda pun harus bisa," kata Rozi.
Lebih jauh, kata Rozi, Jaring Mahali dan Pemuda LIRA akan bersinergi dengan para pemuda serta mahasiswa mengaktualisasikan substansi semangat sumpah pemuda. Sinergi pemuda ini akan terus digerakkan salah satunya mendorong agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan DPR merevisi UU Tipikor agar koruptor dimiskinkan dan hukum mati. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA