Sehari pasca serangan mematikan di ibukota Lebanon, Beirut, Presiden Perancis, Francois Hollande, memperingatkan setiap kekosongan politik di Lebanon.
Hollande mengatakan dalam sebuah surat untuk Presiden Lebanon, Michel Sleiman, yang disampaikan melalui Duta Besar Prancis, Patrice Paoli, bahwa hal ini sangat penting dan jangan sampai Lebanon jatuh dalam kekosongan politik.
Paoli mengecam pembunuhan Kepala Departemen Informasi Pasukan Keamanan Internal Lebanon, Wissam al-Hassan. Dia mendesak pihak berwenang untuk mengerahkan upaya untuk menemukan para pelaku.
Sebuah bom mobil mematikan pada (Jumat, 19/10) di Beirut yang menewaskan delapan orang, termasuk Wissam al-Hassan, dan melukai lebih dari 85 orang lainnya. Peristiwa ini juga telah menerima kecaman dari PBB, Liga Arab dan banyak negara di seluruh dunia.
Sebagaimana yang dilansir Xinhua (Minggu, 21/10), Duta Besar Inggris untuk Lebanon, Tom Fletcher, juga mengecam pembunuhan tersebut dan menyerukan Lebanon untuk bersatu.
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah Lebanon dalam beberapa hari mendatang untuk mendorong persatuan, stabilitas dan kedaulatan," kata
Fletcher setelah bertemu dengan Sleiman. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA