Minum air putih di dalam tubuh harus dilakukan dengan rutin. Sebab, bila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan, bisa memiicu terkena risiko diabetes tipe dua.
Kurangnya cairan dalam tubuh, akan membuat darah yang mengalir di dalam pembuluh menjadi kental yang akan menimbulkan gangguan jantung serta gangguan hormon di sejumlah organ tubuh.
Dehidrasi akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan, di mana tubuh akan mengalami kekurangan cairan yang menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi, daya ingat dan stamina tubuh.
Dokter ahli penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari Fahrial Syam menerangkan, kekurangan cairan akan membuat darah di dalam pembuluh darah menjadi kental, dan otomatis akan menimbulkan gangguan jantung serta hormon yang membuat kerja jantung menjadi lebih berat.
Selain itu, akan ada banyak hormon yang terganggu. Salah satunya, hormon vasopresin yang dikenal sebagai hormon antidiuretik. Hormon membantu mengatur resistensi air di dalam tubuh.
Begitu juga dengan insulin, adalah hormon yang membantu tubuh untuk mengatur kadar gula darah pun akan ikut terganggu.
”Bila organ-organ tubuh terganggu, itu akan memicu penyakit diabetes tipe dua. Bahkan kurangnya asupan air bisa memberikan dampak pada penurunan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan, bahkan kematian,” ungkap Ari dalam seminar kesehatan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) di Jakarta, Rabu (10/10).
Ari pun menyarankan, agar rajin minum air putih karena manfaat air di dalam tubuh sangat penting untuk membantu aliran darah dan percernaan lebih lancar.
“Pancaroba atau perubahan iklim saat ini harus diwaspadai dengan memperbanyak asupan air ke dalam tubuh, agar kondisi badan tetap terjaga dari bahaya dehidrasi,” warning-nya.
Menurut ahli patofisiologi ginjal dari Hospital de Rangeuil Prancis, Ivan Tack, gejala dehidrasi perlu diperhatikan karena bisa mempengaruhi daya tubuh seseorang. Gejala yang dirasakan biasanya timbul rasa lemah, cepat lelah sampai kepada kram otot.
“Dehidrasi juga menyebabkan seseorang merasakan pusing di kepala saat berdiri, karena tekanan darahnya menurun akibat minimnya asupan air,” jelas Tack.
Tack menyatakan, bila hidrasi (kadar asupan air dalam tubuh) semakin berat seseorang dapat kehilangan kesadaran hingga kerusakan otak. ”Ini karena otak, adalah bagian paling sensitif terhadap kekurangan air,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, cara mengetahui status dehidrasi seseorang adalah dengan memeriksa warna urin yang dikeluarkan.
“Bila urin kita berwarna kuning pucat, itu menunjukkan status hidrasi yang baik. Sebaliknya, bila urin berwarna kuning tua atau kecoklatan itu berarti dibutuhkan asupan air lebih banyak agar cairan dalam tubuh tetap seimbang,” jelasnya.
Pakar fisiologi dan nutrisi dari Universitas Arkansas Amerika, Stavros A Kavouras menyatakan, air di dalam tubuh sangat penting untuk memudahkan pencernaan, penyerapan dan transportasi zat gizi lainnya.
Fungsi air, kata Kavouras, sebagai mediator untuk membantu pembentukan dan kestabilan struktur sel sebagai pelarut reaksi biokimia, pengatur suhu pada tubuh manusia dan pelumas rongga, seperti sendi.
“Tubuh kita terdiri dari otak yang memiliki komponen air sebanyak 90 persen. Sedikitnya, darah memiliki komponen air 95 persen. Secara normal, kita butuh dua liter sehari atau delapan gelas per hari dan itu disesuaikan dengan berat badan seseorang,” ujar Kavouras. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA