MBC. Perusahaan China, Ralls Corp, bertekad tetap menuntut Presiden Amerika Serikat Barack Obama karena telah memblokir proyek kincir angin yang rencananya akan dibangun dekat fasilitas militer AS. Mereka akan terus berjuang hingga akhir dan meletakkan kepercayaan mereka sepenuhnya kepada sistem peradilan AS.
Obama memerintahkan Ralls untuk mencabut proyeknya, yang rencananya akan membangun pembangkit listrik tenaga angin dekat lokasi latihan pasukan angkatan laut di Oregon. Kabarnya, di sana AS melakukan uji coba misil tak berawak. Pihak AS khawatir mengenai kerahasiaan latihan tersebut jika perusahaan China, milik dua eksekutif dari grup Sany, tetap mendirikan kincir angin.
Meski berdasarkan hukum AS, presiden memiliki otoritas yang luas untuk menjaga keamanan rahasia negara, pihak eksekutif perusahaan menolak untuk mundur.
“Kami yakin kami akan menang dalam kasus ini karena kami tidak bersalah. Kami yakin hukum Amerika tidak memihak dan sangat adil,” ujar pejabat Ralls Wu Jialiang dalam konferensi pers di Beijing, kemarin.
Wu mengatakan bahwa Obama telah melewati batas kekuasaanya sebagai presiden dengan menentukan syarat penjualan dan tidak adil kepada perusahaan sesuai dengan peraturan AS. Ralls mencatat bahwa mereka rugi lebih dari 20 juta dolar AS atau sekitar Rp 193 miliar atas pembatalan proyek tersebut.
Meski demikian, Tim Xia, pengacara yang mewakili Ralls mengakui, kasus ini sangat berat. “Akan sangat sulit memenangi kasus ini. Namun, saya masih optimis bahwa negara ini dijalankan atas hukum yang membuat semua orang sama di mata hukum,” tutur Tim.
Tidak hanya masalah dengan Ralls Corp, komite kongres AS juga telah mendesak perusahaan AS untuk menghentikan kerja sama dengan dua perusahaan telekomunikasi China, Huawei Technologies Co Ltd dan ZTE Corp., atas dasar keamanan rahasia negara. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA