MBC. Sebagian besar bangunan bertingkat di Medan diduga bermasalah karena pembangunannya tidak melibatkan ahli konstruksi.
“Hampir 70 persen pengembang bangunan di Sumut tidak
Menggunakan atau melibatkan jasa konstruksi dalam pembangunan sehingga dikhawatirkan bermasalah,” kata Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Sumut Johannes Tarigan di Medan,
Hal itu disampaikannya seusai menyampaikan rencana pagelaran Musyawarah Daerah (Musda) V HAKI Sumut untuk memilh pengurus asosiasi itu periode 2012-2015 sekaligus dialog tentang perkembangan konstruksi di Medan pada 20 Oktober 2012.
Johannes memberi contoh salah satu gedung bangunan plaza di Medan yang ditemukan mengalami penurunan pada bangunannya dan akhirnya meminta tolong ke ahli konstruksi anggota HAKI Sumut untuk mengatasinya.
“Kalau dari awal konstruksi bangunannya tidak dirancang, jadi seperti itu. Selain bisa membahayakan keselamatan juga merugi karena biaya memperbaiki atau mengatasi permasaahan struktur bangunan itu lebih mahal dibanding ketika merancang sejak awal bangunan,” katanya.
Menurut Johanes, sudah saatnya kesadaran pengusaha termasuk pemerintah melibatkan ahli pembangunan berbagai gedung menyusul daerah itu semakin rawan dilanda gempa.
“Kasus Sumatera Barat yang bangunannya sebagain besar runtuh saat terjadi gempa sehingga menimbulkan banyak korban jiwa dan materi harusnya menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah Sumut,” kata Simon Dertha Tarigan. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA