Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) memenuhi janjinya menyambangi Mabes Polri. Ormas yang didirikan Ustad Abu Bakar Baasyir ini, mendatangi kantor Jenderal Timur untuk meminta klarifikasi pernyataan Kepala Badan Intelejen Negara dan Mabes Polri yang menuding JAT, dibelakang pembunuhan almarhum Bripka Anumerta Sudirman dan Brigadir anumerta Andi Sappa, di areal perkebunan, Kampung Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso.
"Kami menolak dan membantah atas keterlibatan dalam pemberitaan. Saya menuntut para pejabat mempertanggungjawabkan, kalau tidak bisa membuktikan,"ungkap Jurubicara JAT, Sonhadi di Mabes Polri, Jumat (19/10).
Sonhadi menegaskan, pihaknya memiliki data-data yang bisa dipertanggungjawabkan apa yang dia sampaikan tersebut terkait tudingan Polri yang seringkali mengkait-kaitkan JAT yang dikatakan terlibat dengan aksi-aksi terorisme di Indonesia.
"Kita punya data Polri juga menyebut, namun belakangan polisi ragu," tegasnya.
Son menambahkan, Jamaah Anshorut Tauhid pada saat ini sudah mulai memfokuskan diri kepada aktivitas dakwah dan tidak pernah melakukan latihan militer.
"JAT hari ini fokus aktifitas dakwah di seluruh Indonesia," ujar Sonhadi sambil menambahkan, dirinyai tidak pernah tahu tentang Taman Jeka yang dikatakan sebagai lokasi yang seringkali digunakan JAT untuk latihan militer.
"Kita baru tahu. JAT tidak pernah latihan militer. Konflik Poso sudah lama 1998. JAT tidak punya program militer," tukasnya.
Sementara itu Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Boy Rafli Amar menerima aspirasi yang disampaikan JAT.
"Orang ini datang sampaikan aspirasi, aspirsi kita terima," singkat Boy. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA