MBC. Selama mengandalkan politik pencitraan, bangsa Indonesia tidak akan pernah berhasil dan berkembang.
Karena itu, bagi Ketua Umum Aliansi Rakyat Untuk Perubahan, Dr Rizal Ramli, bahwa yang terpenting dalam suksesi kepemimpinan nasional adalah visi dan karakter, bukan pencitraan sang figur.
"Bagaimana kecerdasan seharusnya lebih ditonjolkan dari pada pencitraan semata," ujar Rizal dalam diskusi DPD bertajuk "Adu Figur Atau Adu Partai" di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (Jumat, 19/10).
Mantan Menko Perekonomian ini pun membedakan kosakata pencitraan dan pencerdasan
"Beda pencitraan dan pencerdasan. Saya beri contoh seperti Pak SBY di tahun 2004 terpilih karena Taufiq Kiemas mengatakan bagaikan anak kecil, dan media melakukan agenda setting. Jadi itu tidak alami popularitas sesungguhnya, tapi rekayasa, agar naik terus," jelasnya.
Rizal khawatir jika bangsa ini terus mengandalkan dan dicekoki dengan pencitraan di media maka tidak akan berkembang.
"Dan saya tidak takut tidak populer, karena saya tau publik saat ini sudah melihat kinerja. Kalau bangsa Indonesia masih pedulikan citra, saya yakin Indonesia tak akan maju," demikian Rizal. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA