post image
KOMENTAR
Bukan tanpa sebab mahasiswa Universitas Pamulang menolak kehadiran Wakapolri Komjen Nanan Sukarna. Mahasiswa menilai polisi kerap mengedepankan kekerasan dalam menangani aksi mahasiswa.

Menurut Humas Aksi Mega Pradipta, dalam catatannya dalam kurun dua bulan terakhir ada beberapa aksi kekerasan yang dilakukan polisi.

"Pertama ketika aparat keamanan mengacak-acak musyawarah mahasiswa di Cirebon, 18 September lalu. Ketika itu polisi meminta mahasiswa membubarkan acara dengan alasan tidak punya izin," kata Mega saat ditemui di Kampus Unpam, Jalan Siliwangi, Tangerang Selatan, Kamis (18/10).

Kemudian, sambung Mega yang jadi korban babak belur dalam demonstrasi di Kampus Unpam siang tadi, perilaku beringas kembali terulang ketika aparat membubarkan aksi  mahasiswa se-Cianjur. Mereka diserang polisi ketika berkonvoi ke Mapolres Cianjur. Dalam aksi ini, 10 mahasiswa babak belur dan 16 lainnya ditahan. Bahkan Ketua LBH Cianjur pun menjadi korban.

Tak berhenti sampai di situ, polisi kembali bertindak anarkis ketika membubarkan aksi mahasiswa Banten pada peringatan HUT Provinsi Banten ke-12, 4 Oktober lalu. Ketika itu, polisi terus menembaki mahasiswa dengan gas air mata hingga mahasiswa masuk ke dalam kampus.

Masih kata Mega, dua hari lalu, polisi mengulangi perbuatan keji mereka. Aksi unjuk rasa menolak kehadiran Wakil Presiden Boediono di depan kampus Politeknik Undip Semarang dihadapi dengan pentungan aparat. Akibatnya, empat mahasiswa diamankan petugas dan puluhan luka-luka.

"Yang terbaru, tadi siang. Polisi kembali menegaskan diri sebagai musuh mahasiswa dengan menghujani kami dengan peluru. Bukan hanya peluru karet dan gas air mata, kami pun diserang dengan peluru tajam," sambungnya.

Jadi, sambung Mega, sangat wajar jika seluruh elemen mahasiswa Unpam menolak kehadiran petinggi Polri. "Kita tegaskan lagi, polisi saat ini tak ubahnya seperti opas Belanda yang tunduk dengan perintah Gubernur Jenderal VOC," demikian Mega. [arp]
 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa