Sekali lagi, pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) untuk 2014 masih bisa terombang-ambing badai politik. Memang, nama Ical sudah resmi diputuskan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Bogor, Juni lampau. Tapi, dalam politik selalu ada dinamika.
"Perubahan yang saya maksud adalah karena fenomena politik. Kemungkinan ada masalah politik baru di tubuh partai atau figur, yang memaksa kita untuk duduk bersama dan membahas perkembangan situasi mutakhir," kata Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung, kepada wartawan, Rabu (17/10).
Akbar menyinggung perekrutan calon presiden RI di tubuh Golkar saat ini. Penetapan Ical, kata dia, tidak melibatkan pengurus partai di tingkat bawah atau DPD II. Padahal, peran dan dukungan pengurus daerah untuk memetik dukungan bagi capres Golkar amatlah penting.
"Jika tidak dilibatkan, mereka tidak punya tanggung jawab untuk all out mendukung Ical," tambah mantan Ketua DPR itu.
Golkar di bawah kepemimpinan Akbar pernah menggelar konvensi untuk mencari figur terbaik dari dalam partai. Dijelaskan Akbar, untuk menetapkan capres Golkar 2004, Golkar melakukan perekrutan dari seluruh potensi anak bangsa.
"Saat itu terjaring 19 nama dan kemudian diseleksi menjadi lima kandidat. Lima nama itu Wiranto, Akbar, Surya Paloh, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. Wiranto akhirnya terpilih. Tapi, kelima nama itu sampai saat ini muncul sebagai tokoh berpengaruh. Artinya, proses perekrutan pemimpin dari bawah lewat konvensi terbukti melahirkan pemimpin sejati," paparnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA