MBC. Petugas kepolisian masih mencari pemilik senjata tajam dan molotov yang ditemukan saat aksi penyerangan balasan yang dilakukan siswa Bhakti Jakarta terhadap siswa SMK 29 Penerbangan.
"Senjata tajam masih diselidiki dengan menanyakan saksi-saksi yang ada, juga keterangan para siswa yang diamankan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, saat menghadiri pertemuan antar siswa yang ditahan dengan orang tua murid di Mapolres Jakarta Selatan, Rabu (17/10).
Dia menjelaskan, petugas sampai saat ini masih mengembangkan apakah ada alumni yang terlibat dalan rencana penyerangan tersebut.
"Keterlibatan alumni masih dikembangkan, karena dari siswa-siswa yang ditahan ada yang menyebut dan membawa-bawa alumni yang meyiapkan ini," jelas Rikwanto.
Rikwanto membeberkan, beberapa siswa dipaksa untuk ikut tawuran dengan alasan solidaritas.
"Karena takut dibilang cemen (bukan jagoan). Untuk yang tidak mau ikut dimintai uang sebesar 1000-2000 untuk pantungan membayar bus," pungkasnya.
Dalam kasus ini polisi telah menetapkan 12 dari 80 siswa SMA Bhakti yang berhasil diamankan saat mau menyerang SMK 29 Penerbangan, Selasa kemarin (16/10). [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA