post image
KOMENTAR
MBC. Kemampuan menulis di provinsi Kalimantan Timur masih rendah. Padahal bila ditotal dalam pendidikan formal saja, pelajaran menulis dienyam selama 21 tahun.

"Namun ternyata kemampuan menulis justru masih rendah ketimbang keterampilan berbahasa," kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak  saat membuka acara "Kalimantan Timur Menulis" di Pendopo Lamin Etam di Samarinda (Selasa, 16/10).

Pendidikan formal menulis selama 21 tahun yang dimaksud Awang adalah pelajaran yang diperoleh sejak jenjang SD selama enam tahun, SMP tiga tahun, SMA tiga tahun, S1 empat tahun, S2 dua tahun, dan S3 selama tiga tahun.

Awang pun sering mendengar keluhan para guru terhenti golongannya pada IV-a, karena untuk naik ke golongan IV-b guru tersebut dituntut untuk membuat karya tulis. Sementara mahasiswa juga lambat lulus menjadi sarjana karena lambat atau kesulitan membuat karya tulis sebagai syarat tugas akhir.

Bahkan dalam hal yang sangat sepele, lanjut Awang, misalnya para pejabat dan stafnya kesulitan membuat laporan perjalanan dinas atau kunjungan kerja, hanya karena lupa tidak menulis apa yang telah dikerjakan selama perjalanan dinas.

Hal ini terjadi lantaran berbagai alasan, di antaranya karena lemahnya kesadaran
individu tentang pentingnya menulis, tidak mengetahui manfaat menulis, terbatasnya mengakses informasi sehingga tidak tahu apa yang harus ditulis, lemahya penguasaan metode menulis, atau kurangnya dorongan untuk menulis.

Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan upaya pemberdayaan secara sistemik dan sistematik yang mampu menumbuhkan kemampuan menulis bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa, siswa, dan guru melalui program "Kalimantan Timur Menulis dalam Bingkai Indonesia Menulis". [ant/hta]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas