MBC. Menjadi tahanan selama 1 tahun 6 bulan atas tuduhan pemalsuan LC dalam kasus bank Century membuat Muhammad Misbakhun menuangkan pengalaman pahitnya dalam bentuk buku.
Pada hari ini (15/10), peluncuran atas buku Misbakhul inipun dilangsungkan di di hotel Atlet, senayan Jakarta. Dibuka dengan pertunjukkan teater yang mementaskan drama penangkapan Misbakhun, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Hajriyanto Yasin Tohari, mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra, pengamat politik Ikrar Nusa Bakti dan pengamat politik Yudi Latief.
"Saya harus menerima penjara ini. Ketika kehidupan tidak seperti yang kita harapkan, ya kita harus terima," ujar Misbakhun dalam pidato pembukaannya di Hotel Atlet Century, Jakarta (Senin, 15/10).
"Dalam buku ini saya hanya bicara menurut perspektif pikiran saya. Saya yang dihina dan direndahkan kekuatannya oleh sebuah kekuasaan. Intinya Jangan melawan kekuasaan. Inilah resiko dari melawan kekuasaan," lanjutnya lagi.
Selanjutnya, Misbakhun memaparkan tentang proses hukum yang harus dilaluinya sebelum akhirnya permohonan PK (penunjauan kembali) Misbakhun dikabulkan oleh MA dan mantan anggota DPR itupun bebas.
"Kemenangan Ini adalah do'a saya. Saya berterima kasih kepada istri dan anak-anak yang selama ini telah mendukung saya," sambungnya lagi.
Misbakhun juga memperingatkan pemerintahan SBY yang dinilainya mempolitisasi penangkapannya. Kriminalisasi terhadap dirinya ini akan jadi noktah hitam dalam pemerintahan SBY.
"Selama ini SBY mencatatkan diri sebagai penjunjung hukum. Tapi dalam kasus saya dia melakukan politisasi. Dan ini akan selamanya ada di catatan perjalanan SBY sebagai presiden," ungkap Misbakhun.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Misbakhun juga mengungkapkan rasa pesimisnya atas pemilu 2014 yang akan datang.
"Jangan harap pemilu 2014 akan jadi pemilu yang fair penyelenggaraannya, karena tidak mungkin pemilu yang fair diselenggarakan oleh pemerintahan yang pernah melakukan rekayasa hasil pada pemilu sebelumnya," tutup Misbakhun. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA