Rapat pleno DPP Golkar yang dipimpin Ketua Umum Aburizal Bakrie (Sabtu, 13/10), menyetujui kuota 30 persen bagi kader muda Golkar pada pencalegan 2014. Tapi, hal itu belum juga memuaskan kader muda partai warisan Orde Baru itu.
Salah seorang penggerak kaum muda Golkar, Roosdinal Salim, mengatakan, penetapan kuota 30 persen tidak punya arti apa-apa selama tidak diimbangi dengan pembatasan legislator hanya boleh menjabat sepanjang 15 tahun atau paling lama 20 tahun.
Tokoh senior Golkar, Zainal Bintang, membenarkan masih berlanjutnya perseteruan kelompok muda dengan "muka lama" itu. Dia mengimbau petinggi Golkar untuk segera mengatasi masalah tersebut. Bintang, yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR, berharap Golkar mempunyai ketentuan pengkaderan yang jelas dan mengikat.
"Saya kira tuntutan untuk membatasi masa bakti hanya 15 tahun itu sangat ideal, sehat serta fair play," kata Bintang (Senin pagi, 15/10), sambil mengingatkan program Catur Sukses Golkar yang dicanangkan Ical yang salah satunya adalah sukses kaderisasi.
Selain Roosdinal Salim, ada juga nama Dave Laksono (Ketua Umum AMPI), Andi Sinulingga (Ketua AMPG), dan Ahmad Dolly Kurniawan (Wasekjen Golkar) yang menjadi tumpuan berhasilnya gerakan anak muda di Golkar. "Empat sekawan” itu menggagas adanya perubahan di dalam tubuh Golkar untuk mencairkan status quo.
Mereka masih belum puas setelah tuntutan kuota 30 persen itu digolkan, karena masih ada tuntutan lain yang cukup prinsipil sifatnya yang tidak digubris oleh Ical yaitu pembatasan masa bakti anggota DPR RI cukup 15 tahun saja atau tiga periode.
Dengan penolakan tersebut, kaum muda Golkar beranggapan dominasi muka lama masih sangat kuat di dalam perebutan kursi wakil rakyat. Mereka memperkirakan muka lama itu merupakan lawan berat karena sudah memiliki jaringan dari pusat sampai ke pelosok daerah pemilihan.
Namun, menurut Roosdinal, segala kemudahan yang dipakai untuk membangun jaringan dan membina warga itu disediakan oleh negara sesuai dengan jabatannya sebagai pejabat negara. Nah, sebagai pendatang baru jelas pemula itu akan kesulitan mengimbangi karena mereka berjuang dengan harus merogoh kocek sendiri.
Masaalah lain yang cukup serius diperjuangkan kaum muda Golkar adalah menampilkan Golkar yang bersih dari perbuatan korupsi di masa mendatang. Caranya, lebih mengedepankan kontrol terhadap pelaksanaan rambu moral Golkar yaitu PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela).
"Dua hal penting di atas akan kami perjuangkan di Rapimnas Golkar bulan Oktober yang akan datang," ujar Dinal Salim. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA