Sebanyak 71 desa yang tersebar di 11 kecamatan se-Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih mengalami krisis air bersih meskipun telah memasuki musim hujan.
"Kami tetap menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa tersebut karena meskipun dalam beberapa hari terakhir turun hujan, ternyata sumber airnya masih banyak yang kering," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lakhar BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko di Purbalingga.
Kendati demikian, dia mengatakan, dari 71 desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih terdapat tujuh desa yang sulit terjangkau mobil tangki penyalur bantuan air bersih.
"Sebenarnya bukan desanya yang sulit terjangkau, tetapi berupa grumbul (bagian dari desa, red.)," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, kata dia, mobil tangki berhenti di lokasi terdekat dengan grumbul tersebut agar mudah dijangkau oleh warga yang mengalami krisis air bersih.
Secara terpisah, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Purbalingga Hardi Wibowo mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mendistribusikan bantuan air bersih ke 64 desa dari 71 desa yang mengajukan permohonan bantuan melalui BPBD.
"Ada tujuh desa yang sulit terjangkau oleh mobil tangki air bersih milik PDAM," katanya.
Menurut dia, wilayah yang sulit terjangkau mobil tangki di antaranya Desa Cilapar, Desa Pesunggingan, Desa Ponjen, Desa Sumilir, dan Desa Kalialang.
Lebih lanjut, dia mengatakan bantuan air bersih yang telah disalurkan menggunakan armada milik PDAM Purbalingga sebanyak 1.008 tangki.
Selain itu, kata dia, armada milik Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Jawa Tengah juga menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 114 tangki.
"Dengan demikian, bantuan air bersih secara keseluruhan mencapai 1.122 tangki," katanya. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA