MBC. Federasi LSM Indonesia (FELSMI) kecewa dengan sikap partai-partai yang anti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Upaya-Upaya yang terus dilakukan untuk menbonsai KPK menunjukkan sikap yang kurang mendukung terhadap pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Karena itu FELSMI mengajak masyarakat untuk keluar dan tidak pilih partai yang melemahkan KPK.
"Partai-partai yang ingin melemahkan KPK pasti memiliki agenda khusus dan ketakutan. Jika mereka tidak ketakutan, semestinya justru mendukung KPK agar upaya pemberantasan korupsi di Indonesia kian dapat ditekan," tegas Ketua Umum FELSMI, HM. Jusuf Rizal di Jakarta,(Jumat, 5/10).
Jika ingin republik ini ke depan menjadi bagus, seharusnya partai-parti politik tidak perlu ketakutan dengan kewenangan KPK, apalagi menyangkut penyadapan. Jika memang masyarakat tidak bermasalah secara hukum, KPK tidak akan menggunanakan kewenangannya melakukan penyadapan. Yang ketakutan itu pasti mereka yang bermasalah dengan hukum.
"Lalu untuk mengamankan tindakan mereka, partai politik dijadikan tameng. Dengan sembunyi di partai mereka berharap tidak tersentuh hukum. Selama ini KPK relatif tidak mudah "dilobby", berbeda dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Maka partai-partai yang juga banyak disuapi bisa saja diminta agar membonsai kewenangan KPK," tegas Jusuf Rizal yang juga Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) ini.
Melihat kelakuan partai politik yang demikian vulgar membela kepentingan para koruptor, maka di era tehnologi informasi yang semakin transparan ini, masyarakat harus lebih kritis. Untuk itu perlu ada sikap tegas dari masyarakat untuk menghukum partai-partai yang justru hanya mengedepankan kepentingan kelompok dan golongannya. Suara rakyat yang membesarkan mereka dianggap angin lalu.
"Saya pikir partai yang berusaha melemahkan KPK sebaiknya perlu ditinggalkan rakyat. Rakyat yang ikut tergabung dalam partai yang tidak mendukung KPK ditinggalkan saja. Rakyat juga tidak perlu mendukung partai tersebut termasuk anggota dewan yang menjadi corong memperlemah KPK. Mereka itu benalu bagi negeri," tegas Jusuf Rizal yang kini getol mendorong pemiskinan dan hukuman mati bagi koruptor. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA