Ada beberapa area yang menjadi sumber korupsi di Indonesia. Antara lain area purchasing & procurement (pembelian dan pengadaan) dan sektor impor.
Dalam sebuah proyek, misalnya, korupsi seringkali terjadi dengan cara mark-up harga pembelian hingga 30%-40% dari harga aslinya. Oleh karena itu sebagai pimpinan, ia harus pandai menyiasatinya dengan cara menekan biaya. Jika efisien dari segi biaya, maka kesempatan untuk korupsi dapat ditekan.
Demikian disampaikan tokoh oposisi DR. Rizal Ramli saat menjadi pembicara diskusi High Political Cost dan Money Laundry dalam Perspektif Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu lalu (29/9).
Turut tampil sebagai pembicara ekonom Dr. Faisal Basri.
Area korupsi lainnya, sambung DR. Rizal, adalah kegiatan impor barang ke Indonesia. Terkadang, keputusan untuk mengimpor barang di Indonesia dinilai tidak tepat. Misalnya saat menjabat sebagai Kepala Bulog, ia mengganti tradisi mengimpor beras dengan membeli gabah. Oleh tengkulak, beras impor ini dicampur dengan beras milik petani, kemudian dijual ke Bulog.
"Langkah ini tentu saja merugikan petani. Karena jumlah beras yang dibeli dari petani lebih kecil dibandingkan dengan beras impor," ucap mantan Kepala Bulog ini.
Pelaku-pelaku korupsi juga seringkali diuntungkan oleh kebijakan yang dirancang untuk merugikan negara dan hanya menguntungkan sebagian kelompok saja. Mantan Menko Perekonomin ini menyebutnya sebagai criminal democracy.
Yaitu, sistem hanya berhasil menyejahterakan pebisnis, pegawai pemerintahan dan lembaga legislatif, bukan rakyat.
Tak hanya itu, masih kata DR. Rizal, hukum juga sangat berperan dalam menciptakan Indonesia yang bebas korupsi. Dia mencontohkan dua negara yang ekstrim dalam pelaksanaan hukum dan demokrasi, yakni Singapura dan Indonesia. Singapura, memiliki hukum yang kuat, tetapi level demokrasinya rendah. Sedangkan Indonesia yang tingkat demokrasinya tinggi, tidak didukung oleh hukum dan perangkat yang mumpuni.
“Hukum jangan seperti pisau mandul,” katanya mengingatkan.
Ia yakin, Indonesia di masa yang akan datang bukan tidak mungkin menjadi Indonesia yang bersih. Dia pun menyemangati mahasiswa.
"Mahasiswa pun bisa melakukan perubahan. Justru perubahan sekarang datangnya dari mahasiswa. Ah.. tapi mahasiswa sekarang mungkin terlalu sibuk, sibuk belajar dan kegiatan-kegiatan kampus,” tandas tokoh yang akrab disapa RR ini dan disambut senyum kecil para mahasiswa yang hadir.
Ia pun terus menyemangati para mahasiswa agar terus melakukan perubahan, salah satunya dengan menyerukan gerakan anti korupsi.
Terakhir, DR. Rizal mengingatkan, bahwa Indonesia bisa maju tanpa harus mendapat pinjaman dari asing. "Tidak benar kalau Indonesia mau maju, harus selalu pinjam atau mendatangkan pihak asing,” pungkasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA