
"Yang pertama, mereka (siswa SMA 6 dan 70) menganggap (tawuran) itu suatu budaya mereka. Tawuran merupakan kebiasaan mereka sejak lama. Dan itu turun-termurun dari senior," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Hermawan di kantornya, Jalan Wijaya, Senin (1/10). Keterangan itu didapat polisi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Fitra alias Doyok.
Kedua, sambung Hermawan, siswa kedia SMA ini merasa menguasai wilayah masing. Wilayah Mahakam dikuasai SMA 6, sementara wilayah Bulungan dikuasai SMA 70.
"Kalau wilayah Bulungan dimasuki SMA 6, begitupun sebaliknya, maka otomatis ada pernyataan perang. Mereka perjuangkan seperti itu. Ada wilayah mereka. Namun hal itu tentu saja salah dan seharusnya tidak dilakukan," sambungnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA