Jalan peninggalan kolonial Belanda sepanjang 2,5 kilometer dari Bentek-Pusuk di Kecasmatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan dijadikan jalur alternatif terutama jika terjadi longsor pada musim hujan.
Sukri Fikri, salah seorang pemerhati lingkungan, mengatakan jalan sepanjang 2,5 kilometer itu dibuka pada zaman kolonial Belanda ratusan tahun silam. Usia jalan tersebut lebih tua dibandingkan jalan yang menghubungkan Kota Mataram-Lombok Utara sekarang ini. Jarak tempuh Bentek-Pusuk melalui jalan peninggalan Belanda ini lebih dekat bila dibandingkan dengan ruas jalan pusuk yang ada sekarang ini mencapai 5 kilometer, namun kondisi jalan tersebut kurang baik.
"Jalur alternatif tersebut lebih landai dibandingkan dengan jalan Pusuk, namun dari sisi banyaknya tikungan relatif sama. Jika terjadi longsor pada musim hujan, maka jalan itu bisa dijadikan jalur alternatif," ujarnya di Tanjung, Lombok (Senin, 1/10).
Karena itu, kata Sukri, sejak beberapa bulan lalu warga Bentek bergotong royong memperbaiki jalan tersebut untuk dijadikan jalur alternatif jika terjadi longsor yang menutup jalan Pusuk pada musim hujan nanti.
Sukri mengatakan, jalan tersebut sudah lama dipergunakan oleh sebagian warga. Jarak tempuh singkat dibandingkan jalur biasa ini diharapkan warga dapat menyelesaikan sebagian persoalan-persoalan yang dihadapi warga di Kabupaten Lombok Utara.
"Jalur ini belum dapat dilalui oleh kendaraan, karena kondisi jalan yang belum rata dan masih banyak bebatuan kerikil. Karena itu sejak beberapa hari ini kami gotong royong memperbaiki jalan agar dijadikan jalur alternatif jika terjadi longsor pada musim hujan," demikian Sukri. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA