Angin segar datang di tengah keterpurukan dunia bulutangkis Indonesia. Tuan rumah merebut dua gelar di ajang Indonesian Open GP Gold di Palembang kemarin.
Semua partai diraih dengan mengoptimalkan dua partai yang melangsungkan All Indonesian Final di tunggal putra melalui Sony Dwi Kuncoro dan ganda campuran Liliyana Natsir/Ahmad Tontowi. Sayang kesempatan menambah gelar gagal dimanfaatkan di tunggal putri Yeni Asmarani dan ganda putra Angga Pratama/Ryan Agung Saputra yang hanya jadi finalis.
Dalam pertandingan tunggal putra Sony mematahkan langkah Dionysius Hayom Rumbaka. Sony berhasil meraih gelar keduanya tahun ini.
Sony yang merupakan unggulan kelima itu hanya butuh waktu 34 menit untuk mengatasi Hayom yang merupakan unggulan empat dengan skor 21-11 dan 21-11. “Saya mengetahui soal kondisi Hayom yang sedang tidak fit, dia juga bermain ketat sebelum ke final. Tidak ada strategi spesial di permainan saya hari ini, kami sudah sering latihan bersama, sama-sama tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing” kata Sony setelah pertandingan.
Di set pertama dalam duel ‘Merah Putih’ itu, Sony langsung tancap gas mendulang poin dan unggul 9-0 atas Hayom. Berusaha bangkit, Hayom sempat mengikis ketinggalan jadi 8-14, tetapi Sony sudah tak terkejar lagi.
Di set kedua, pertarungan berjalan lebih sengit. Pebulutangkis asal Surabaya itu berusaha kembali mengambil inisiatif, tetapi Hayom sukses memberikan perlawanan lebih alot. Walhasil, kedua pebulutangkis itu sempat berimbang sampai kedudukan 6-6.
Setelah itu Sony perlahanlahan menemukan ritme kembali yang membuatnya berhasil menyudahi permainan. Gelar ini sekaligus menjadi pembuktian Sony, bahwa dirinya mampu bangkit dari cedera pinggang yang menderanya beberapa tahun belakangan. Cedera sempat membuat peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 berada di masa-masa sulit hingga peringkatnya merosot dan ia terlempar dari jajaran 100 besar dunia.
“Makin kesini, saya semakin disiplin untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa tampil sebagus mungkin saat tanding. Di usia saya sekarang ini, yang diutamakan adalah kekuatan fisik karena kecepatan sudah berkurang, sekarang harus bisa jaga stamina dan kondisi” ungkap pemain rangking 35 dunia ini.
Meskipun sementara telah mengantongi dua gelar di tahun 2012, namun Sony merasa belum puas karena masih banyak targetnya yang belum tercapai. “Saya harus banyak belajar lagi, masih banyak yang belum saya raih. Obsesi terbesar tiap pemain adalah olimpiade, saya juga ingin, tapi tak mau terlalu berlebihan ke sana, satu-satu dulu” ucap pemain kelahiran 7 Juli 1984 ini.
Setelah turnamen ini, Sony akan segera berangkat ke Taiwan untuk mengikuti Taiwan Open Grand Prix Gold 2012 kemudian Denmark Open Super Series Premier 2012. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA