MBC. .Jangan sepelekan luka jahitan bekas operasi maupun luka kulit lainnya. Bila tak dirawat dengan benar, bisa menyebabkan penyakit keloid atau parut pada kulit Anda. Keloid tak berbahaya secara medis, tetapi juga bisa mempengaruhi penampilan.
Penyakit keloid biasanya terjadi akibat luka bakar, kecelakaan, bekas operasi maupun penyakit. Makin besar kerusakan pada kulit dan makin lama proses kesembuhannya, makin besar pula peluang terjadinya parut bekas luka.
Menurut spesialis bedah plastik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Teddy Prasetyono, parut bekas luka ada yang normal dan tidak normal. Keloid atau parut berlebihan serta bekas luka yang tebal (hipertrofi) termasuk dalam parut yang abnormal.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi timbul nya bekas luka yang abnormal. Misalnya luka yang sembuh sendiri dan tidak dirawat, cedera berulang, faktor keturunan, atau karena waktu penyembuhan luka yang lama.
“Begitu juga dengan dokter bedah yang kurang bagus, bisa berpengaruh pada timbulnya bekas luka jahitan,” kata Teddy dalam acara perawatan parut bekas luka di Jakarta.
Menurut Teddy, ada beberapa metode untuk menghilangkan atau menyamarkan bekas luka yang disebabkan oleh keloid. Antara lain dengan pembedahan, injeksi untuk menipiskan parut yang tebal, penyinaran hingga pemakaian alat kompresi.
Namun, sebenarnya bekas luka kulit bisa dicegah sejak luka masih dalam tahap awal. Misalnya, pada pasien operasi caesar, disarankan untuk memeriksakan ke dokter bedah plastik pada dua atau tiga minggu pertama pasca operasi, serta rajin berkonsultasi ke dokter.
“Dengan pemeriksaan awal dan rajin konsultasi, kemungkinan besar akan terhindar dari parut akibat bekas operasi, penyakit maupun kecelakaan,” katanya.
Dia mengatakan, keberadaan parut bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Alasannya, selain mempengaruhi penampakan kulit, bekas luka membuat perasaan tak nyaman. Akibatnya, seseorang yang mempunyai parut biasanya membatasi fungsi gerak dan aktivitas kesehariannya.
“Parut tidak hanya bermasalah secara fisik, tetapi secara psikologis penderita pun merasa tertekan. Pasalnya, bekas luka parut, baik di lokasi terbuka maupun tertutup bisa mempengaruhi kepercayaan diri seseorang,” terangnya.
Pakar bedah plastik dari Niguarda Hospital Milan, Italia, Massimo Signorini mengatakan, penggunaan gel silikon cukup efektif mencegah parut. Gel silikon ini bekerja dengan menekan proses pembentukan kolagen yang menjadi salah satu faktor terjadinya bekas luka yang menonjol.
“Penggunaan gel silikon akan membuat bekas luka yang tegang dan kaku menjadi lunak selama proses penyembuhan, sehingga hasil akhirnya bekas luka lebih lembut dan tidak menonjol,” kata Signorini. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA