MBC. Sebanyak 10 saham Bakrie Group bertumbangan pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, menyusul aksi jual massif saham Bumi Plc di bursa London (London Stock Exchange) akhir pekan lalu.
“Saham Bumi Plc di London turun tajam, ini memberi dampak negatif kepada anak usaha di lantai bursa,” ujar analis BNI Securities Viviet S Putri di Jakarta, Senin (24/9)
Hingga sesi pertama perdagangan di BEI kemarin, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun Rp 60 (7,14 persen) menjadi Rp 780 dari sebelumnya Rp 820, hal yang sama menimpa saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) turun Rp 5 (8,57 persen) menjadi Rp 54 dari Rp 59.
Berikutnya PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) turun Rp 5 (7,87 persen) menjadi Rp 81 dari sebelumnya Rp 89, di bidang perkebunan saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) amblas Rp 6 (4,11 persen) menjadi Rp 140 dari Rp 146.
Adapun saham kelompok afiliasi Grup Bakrie di bidang kontraktor energi PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga tergerus Rp 4 (4,17 persen) menjadi Rp 92 dari sebelumnya Rp 96, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) di sektor pertambangan batubara bercokol di dasar batas minimal harga saham yakni Rp 50 dengan frekuensi 18 kali.
Begitu juga dengan induk usahanya, PT Bakrie & Brothers, yang pada perdagangan hari ini tidak ditransaksikan. Adapun saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) tergerus Rp 9 (4,39 persen) menjadi Rp 196 dari Rp 205, serta PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tertekan Rp 40 (7,02 persen) menjadi Rp 530 dari sebelumnya Rp 570
Viviet mengungkapkan, pada perdagangan Jumat (21/9), saham Bumi Plc di bursa London tergerus 21 persen menjadi Rp 195,90 sen poundsterling dari posisi sebelumnya 250,10 sen poundsterling. Penurunan ini merupakan level terendah sepanjang sejarah.
Dia mensinyalir, penurunan harga saham Bumi Plc juga tak lepas dari membumbungnya utang anak usahanya, Bumi Resources, yang segera jatuh tempo. Utang jatuh tempo Bumi Resources tahun ini mencapai 638 juta dolar AS.
Sejumlah kabar menyebutkan, kejatuhan Bumi Plc karena tidak adanya kejelasan nasib penjualan Fajar Bumi Sakti yang diharapkan mencapai 200 juta dolar AS untuk membayar sebagian kecil utangnya.
Bumi Plc merupakan induk usaha Bumi Resources dan Berau Coal Energy yang dibentuk pada 28 Juni 2011 bersama Nathaniel Rothschild. Perusahaan ini merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia termasuk China, India dan Jepang. [hrm/hta]
KOMENTAR ANDA