Melejitnya elektabilitas Prabowo seiring dengan terpilihnya Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta sebagaimana hasil exit poll Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) patut diyasangkan. Sebab di Jakarta saja, dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, warga sudah melupakan jejak rekam Prabowo.
"Ini menunjukkan sense of history bangsa kita tidak bagus. Kita gampang lupa kejadian penting. Ingatan kita pendek. Kita memelihara lupa sehingga menguntungkan orang seperti prabowo," tegas kata pengamat militer, Salim Said, saat jumpa pers SMRC di Hotel Morisey, Jakarta (Minggu, 23/9)
Said sangat heran warga melupakan kejadian tahun 1998. sebagaimana yang diketahui, berdasarkan rilis SMRC, jumlah pemilih berusia 25 sampai 40, yang artinya tahun kasus pelanggaran hak asasi mansuia di 1998. Salim juga menyangkan bahwa 59 persen orang tidak mengtahui jejak hitam Prabowo.
"Prabowo pun mampu meyakinkan rekam jejak buruknya tidak ada. Dia berfikir sedang berurusan dengan bangsa pelupa, orang bahkan juga lupa kasus Munir. Kesadaran sejarah rendah," ungkap Salim.
Lebih lanjut, Salim menilai bahwa Prabowo berhasil menjadikan pilkada DKI Jakarta sebagai test case untuk menguji resistensi orang terhdap dirinya menjelang tahun 2014. Dan ternyata hasilnya memang orang sudah banyak yang lupa.
"Prabowo yakin tidak akan mendapat halangan serius jadi presiden Indonesia. Dia mikir di Jakarta saja yang tingkat pendidikan tinggi bisa lupa. Bagaimana di daerah lain yang infromasnyai terbatas," demikian Salim. [ysa]
KOMENTAR ANDA